Organisasi pada Perusahaan


Contoh budaya organisasi, menurut sudut pandang karyawan, memberi pedoman pada karyawan terhadap segala sesuatu yang penting untuk dilakukan. Budaya organisasi memiliki peranan penting, yaitu sebagai berikut.
  • Budaya perusahaan dapat membantu mengembangkan jati diri setiap karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
  • Budaya organisasi dapat dipakai untuk mengaitkan pribadi karyawan dengan organisasi perusahaan.
  • Membuat stabilitas organisasi perusahaan menjadi suatu sistem sosial.
  • Dapat menyajikan pedoman perilaku karyawan sebagai hasil dari norma perilaku karyawan yang sebelumnya sudah dibentuk.
Dalam membentuk, mengembangkan, memperkuat, atau bahkan mengubah sebuah organisasi, diperlukan sebuah praktek untuk menyatukan nilai budaya karyawan dengan nilai budaya organisasi tersebut.
Prakteknya adalah dengan melakukan induksi atau sosialisasi, yaitu melalui transformasi budaya organisasi. Yang dimaksud dengan sosialisasi organisasi adalah serangkaian aktivitas yang secara substantif berdampak kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan organisasi. Misalnya, komitmen, kepuasan, dan kinerja karyawan.
Langkah-langkah sosialisasi tersebut yang dapat membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah dengan cara menyeleksi calon karyawan, menempatkan karyawan, mendalami bidang pekerjaan, menilai kinerja karyawan, dan memberikan penghargaan kepada karyawan, serta menanamkan kesetiaan pada nilai-nilai luhur.
Selain itu, memperluas cerita dan berita tentang karyawan, serta mengakui kinerja karyawan dengan cara mempromosikan karyawannya. Hal tersebut dapat memperkuat budaya organisasi dan memastikan bahwa karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut bekerja sesuai dengan budaya organisasi yang berlaku, sehingga karyawan tersebut diberikan imbalan sesuai dengan dukungan yang dilakukan oleh karyawan tersebut terhadap perusahaan.
Sosialisasi perusahaan terhadap karyawan dilakukan dengan cara yang efektif dapat menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan, mengurangi tekanan, dan karyawan akan betah diperusahaan tersebut.
Untuk itu, sebuah perusahaan perlu menyusun asumsi dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yang diinginkan, dan menyosialisasikan melalui contoh, agar dapat mempertahankan organisasi tersebut. Contoh budaya organisasi dapat ditemukan melalui tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.

1. Artefak
Pada tingkat artefak, budaya itu bersifat kasat mata. Akan tetapi, seringkali hal tersebut tidak dapat diartikan, seperti lingkungan fisik organisasi, teknologi di dalam perusahaan, dan cara berpakaian pada dunia kerja. Pada tingkatan ini, analisa yang dilakukan cukup sulit ditafsirkan, meskipun diperolehnya dengan mudah.

2. Nilai
Pada tingkatan ini, budaya yang ada dalam sebuah perusahaan lebih tinggi dari pada pada artefak, sehingga lebih sulit untuk diamati secara langsung. Untuk dapat menyimpulkannya harus melakukan wawancara dengan anggota organisasi perusahaan tersebut. Itu pun harus dengan orang yang mempunyai posisi yang mengerti artefak dokumen perusahaan.

3. Asumsi dasar
Pada tingkatan yang terakhir ini, budaya yang diterima sangat mudah, tapi bagian ini penting bagi budaya organisasi. Budaya diterima begitu saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi dasar ini merupakan reaksi yang berawal dari nilai-nilai yang didukung oleh karyawan.
Apabila asumsi dasar ini sudah diterima, maka kedasarannya akan menjadi hilang. Masksudnya, perbedaan antara asumsi dengan nilai artefak terletak pada nilai-nilai yang diperdebatkan apakah diterima atau tidak.
Budaya organisasi di setiap perusahaan yang ada di seluruh dunia memiliki budaya tersendiri dalam menjalankan kinerjanya. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
  • Lingkungan usaha. Lingkungan usaha di mana perusahaan tersebut beroperasi akan menentukan langkah apa yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut.
  • Adanya nilai-nilai atau konsep dasar dan keyakinan dari suatu perusahaan.
  • Acara-acara rutin yang diselenggarakan perusahaan dalam rangka memberikan reward pada para karyawannya.
  • Adanya jaringan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda. Jaringan komunikasi informal dalam perusahaan dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai, asumsi-asumsi, dan keyakinan dari budaya perusahaan terkait.
Jadi, budaya perusahaan diperoleh berdasarkan interaksi para karyawan dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka, di bawah kontrol para dewan direksi atau atasan. Contoh budaya perusahaan juga dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh atasan, dalam hal ini irama kinerja yang diterapkan. Semoga informasi mengenai dasar dasar organisasi tersebut bermanfaat bagi Anda.


sumber :
http://www.anneahira.com/dasar-dasar-organisasi.htm

0 komentar:

Posting Komentar

GosuBlogger